Jakarta – Bisa dibilang, Indie Movie 2008 menjadi wadah spontanitas mereka untuk mencapai tujuan yang sesungguhnya sebagai sineas ataupun pekerja film. Suatu profesi yang kini begitu membanggakan hati sebagian besar anak muda Indonesia. Dimulai dari semangat kemerdekaan indie (independen), lalu ke depan nanti tiada salahnya kalau mereka terjun dan kian kompetitif menceburkan diri ke dalam industri bisnis perfilman yang makmur.
Sulit dipungkiri, nama-nama sineas “orang muda” seperti Garin Nugroho, Mira Lesmana, Riri Riza, Rudi Soedjarwo, Hanung Bramantyo dan lain-lain, telah memacu mereka untuk juga berkreativitas di bidang sinematografi.
Apalagi memang dunia sekarang ini “dimudahkan” oleh keberadaan teknologi digital, yang menjadikan siapa saja bisa membuat film. Akan tetapi, untuk memproduksi karya film yang baik, dibutuhkan keterampilan, pengetahuan, kerja keras dan kemampuan menumbuhkan kelompok kerja, komunitas serta kemungkinan pasar dan pemanfaatan dana manajemen yang efisien dan efektif.
Inilah yang menjadi latar pelaksanaan kompetisi film pendek, LA Lights Indie Movie 2008. Kompetisi itu berlangsung seru dengan kegiatan bengkel kerja di Jakarta, Yogyakarta, Bandung, Surabaya dan kini berlanjut dalam aksi pemutaran hasil program Film Gue Cara Gue dan Bikin Film Bareng Artis dengan tambahan kota penyelenggaraaan, di Semarang.
Diberbagai Bioskop
Penayangan film-film pendek hasil dari seluruh rangkaian kegiatan Indie Movie 2008 bertajuk “LA Lights Up Your Soul” dimulai di Blitzmegaplex, Grand Indonesia dan Blitzmegaplex–Mall of Indonesia, Kelapa Gading Square (14-23 November 2008) serta dilanjutkan di Blitzmegaplex, Paris Van Java, Bandung (28-30 November 2008).
Aksi semangat kreativitas muda itu juga menyinggahi lima kampus yang menjadi pusat penyelenggaraan “LA Lights Up Your Soul”, didahului oleh Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jakarta, Pondok Labu pada akhir Oktober lalu; Universitas Kristen Maranatha, Bandung (5/11); Universitas Hang Tuah, Surabaya (11/11), UPN Surabaya (12/11) dan Universitas Surabaya (13/11); Universitas Diponegoro, Semarang (21/11) dan diakhiri di UPN Veteran Yogyakarta (22/11).
Seperti dikatakan oleh Program Manager LA Lights Indie Movie 2008 Rina Damayanti, memang rata-rata termotivasi keinginan mereka menjadi “film maker”. “Mereka ingin punya pengalaman langsung membuat film. Sebagai sutradara, penulis skenario maupun kamerawan,” kata Rina.
Pelaksanaan Indie Movie 2008 dimaksudkan untuk sedikit banyak memberi alat input keterampilan memadai dalam memahami manajemen perfilman, teknologinya, bahasa film, cara pengelolaan komunitas dan gagasan-gagasan dengan biaya terbatas. “Keterbatasan biaya bukan berarti keterbatasan kreativitas,” begitulah makna penyelenggaraan kompetisi film pendek Indie Movie seperti yang terpapar pada beberapa program yang jadi bagian Indie Movie 2008. Termasuk gagasan paling baru berupa kegiatan “Bikin Film Bareng Artis” yang melibatkan sejumlah bintang film layar lebar seperti Olga Lydia, Wulan Guritno, Indra Birowo dan Ringgo Agus Rahman.
Empat film pendek berdurasi sepuluh menit karya kelompok anak muda yang lolos di ajang Indie Movie 2008 ini adalah “Bulan, Luka dan Senja” (mewakili Jakarta), “Anak Porong” (Surabaya), “Seratus Kata” (Bandung) dan “Merah Putih di Rumah Parjo” (Yogyakarta).
Avagtur itu Mencuri !
Mencuri perhatian orang dengan semangat Indie
Avagtur itu Marah !
Marah jika penindasan merajalela
Avagtur itu Malu !
Malu jika memilki kesalahan
Avagtur itu Tidak Ada !
Tidak ada kata berhenti untuk melakukan Perubahan
Avagtur itu Nama !
Nama yang tiada berarti sesudah mati
Mencuri perhatian orang dengan semangat Indie
Avagtur itu Marah !
Marah jika penindasan merajalela
Avagtur itu Malu !
Malu jika memilki kesalahan
Avagtur itu Tidak Ada !
Tidak ada kata berhenti untuk melakukan Perubahan
Avagtur itu Nama !
Nama yang tiada berarti sesudah mati
Live Traffic Feed
Avagtur Profil
Blog Archive
Gairahkan Anak Muda Jadi “Film Maker”
Label:
indie mania