Puluhan grup band indie dari Kota Surabaya dan sekitarnya akan meramaikan kegiatan 'Indie Rock Exhibition 2008' yang digelar di Balai Pemuda Surabaya, 4-5 Juli mendatang.
Ketua Panitia Penyelenggara IRE, Sjamsul Umur di Surabaya, Sabtu (28/06/08), mengatakan kegiatan ini dilatar belakang makin menjamurnya band-band indie di Indonesia, termasuk di Surabaya.
"Kami sengaja memilih indie rock untuk mempertegas bahwa Surabaya adalah gudangnya musisi dan penyanyi rock," kata Sjamsul.
Menurut ia, ada dua kriteria band indie yang bisa ikut meramaikan acara ini, yakni 19 band indie yang telah melahirkan album dan telah berkiprah minimal tiga tahun.
Dan kedua adalah 11 grup band indie yang minimal telah memiliki dua karya sendiri. Band yang masuk kriteria ini juga masih harus melalui audisi.
"Dari puluhan pendaftar, kami akhirnya hanya bisa memilih 11 grup band yang layak tampil di ajang Indie Rock Exhibition," ujar Sjamsul.
Ia menambahkan kalau eksibisi ini bisa disebut sebagai kompetisi band indie non-gelar di Surabaya. Dari kompetisi ini, panitia berencana membuat album kompilasi dari band-band terbaik tersebut.
Kepala UPTD Balai Pemuda Surabaya, Nirwana Juda menyambut baik digelarnya event ini, karena dalam beberapa tahun terakhir, band-band indie telah menjadi fenomena baru pada industri musik di tanah air.
Ia menambahkan band-band indie punya semangat besar untuk bersaing dengan band-band yang sudah mapan dan telah merebut hati masyarakat.
"Semangat band-band indie itu tentu harus diimbangi dengan inovasi, identitas, dan ketrampilan yang memadai. Yang tak kalah penting, band indie harus berkarakter, baik dari faktor karya maupun penampilannya," katanya.
Pada acara eksibisi nanti, dua grup rock asal Surabaya akan tampil sebagai bintang tamu, yakni Power Metal dan Bidadari.
Selain itu, sejumlah band-band indie yang sedang naik daun juga unjuk kebolehan, diantaranya Devadata, Macan, Ovalenz, Crucial Conflict, Blingsatan, dan Cinta Hitam.
Mencuri perhatian orang dengan semangat Indie
Avagtur itu Marah !
Marah jika penindasan merajalela
Avagtur itu Malu !
Malu jika memilki kesalahan
Avagtur itu Tidak Ada !
Tidak ada kata berhenti untuk melakukan Perubahan
Avagtur itu Nama !
Nama yang tiada berarti sesudah mati
Live Traffic Feed
Avagtur Profil
Blog Archive
Surabaya Gelar 'Indie Rock Exhibition 2008'
Nonton TV ...!!!
Mo nonton TV ?
Klik tanda play !
Fasilitas nonton TV lewat web emang enak kita jadi dapat menonton TV sambil chating maupun browsing.
Bikin Film Bareng Artis di LA Indie Movie
Siapa yang tak mau bikin film bareng artis? Di LA Indie Movie yang digelar di Yogyakarta pada 26-27 Juli 2008, semua impian para penggemar film untuk menjadi filmmaker akan menjadi kenyataan. Saat digelar event tersebut di Taman Budaya Yogyakarta, para peserta antusias untuk mengikuti kompetisi ini.
Dari 600 peserta yang hadir terpilih sebanyak 50 orang yang akan maju audisi mempresentasikan sinopsis cerita film mereka di depan para sutradara handal Indonesia sepeti Hanung Bramantyo, Lola Amaria, Garin Nugroho, Djenar Maesa Ayu, Salman Aristo, dan Arthuro GP.
"Sinopsis film pendek yang terpilih nanti akan dibayari produksinya oleh rumah produksi, dan sutradaranya akan melibatkan banyak artis nasional," kata Fira Soviana, Project Officer rumah produksi SET.
LA Indie Movie yang digelar kedua kalinya di Yogyakarta ini tentu saja bukan hanya mencari sinopsis cerita yang akan difilmkan saja, melainkan tim produksi film nantinya akan dilibatkan dalam pembuatan film bareng artis. "Lima peserta yang terpilih akan mendampingi artis sebagai asisten sutradara, lighting, cameraman, dan juga stylist dalam tim produksi film," lanjut Fira.
Sederet artis yang akan dilibatkan dalam LA Indie Movie ini di antaranya Ringgo Agus Rahman, Wulan Guritno, Marcella Zalianty, Olga Lydia, dan Indra Birowo. Proses produksi akan berlokasi di masing-masing kota berdasarkan asal cerita tersebut.
Menurut Lola Amaria, salah satu juri LA Indie Movie, peserta dari Jogja sangat antusias dan kreatif. Ide-ide cerita mereka bagus, layak untuk difilmkan, "Tapi tetap harus dalam proses seleksi dulu," komentarnya.
Yogyakarta adalah kota keempat setelah Jakarta, Surabaya, dan Bandung. Diharapkan dengan even ini akan lebih banyak menghasilkan generasi kreatif, tak hanya untuk film indie saja tapi juga di dunia perfilman Indonesia.
Gairahkan Anak Muda Jadi “Film Maker”
Jakarta – Bisa dibilang, Indie Movie 2008 menjadi wadah spontanitas mereka untuk mencapai tujuan yang sesungguhnya sebagai sineas ataupun pekerja film. Suatu profesi yang kini begitu membanggakan hati sebagian besar anak muda Indonesia. Dimulai dari semangat kemerdekaan indie (independen), lalu ke depan nanti tiada salahnya kalau mereka terjun dan kian kompetitif menceburkan diri ke dalam industri bisnis perfilman yang makmur.
Sulit dipungkiri, nama-nama sineas “orang muda” seperti Garin Nugroho, Mira Lesmana, Riri Riza, Rudi Soedjarwo, Hanung Bramantyo dan lain-lain, telah memacu mereka untuk juga berkreativitas di bidang sinematografi.
Apalagi memang dunia sekarang ini “dimudahkan” oleh keberadaan teknologi digital, yang menjadikan siapa saja bisa membuat film. Akan tetapi, untuk memproduksi karya film yang baik, dibutuhkan keterampilan, pengetahuan, kerja keras dan kemampuan menumbuhkan kelompok kerja, komunitas serta kemungkinan pasar dan pemanfaatan dana manajemen yang efisien dan efektif.
Inilah yang menjadi latar pelaksanaan kompetisi film pendek, LA Lights Indie Movie 2008. Kompetisi itu berlangsung seru dengan kegiatan bengkel kerja di Jakarta, Yogyakarta, Bandung, Surabaya dan kini berlanjut dalam aksi pemutaran hasil program Film Gue Cara Gue dan Bikin Film Bareng Artis dengan tambahan kota penyelenggaraaan, di Semarang.
Diberbagai Bioskop
Penayangan film-film pendek hasil dari seluruh rangkaian kegiatan Indie Movie 2008 bertajuk “LA Lights Up Your Soul” dimulai di Blitzmegaplex, Grand Indonesia dan Blitzmegaplex–Mall of Indonesia, Kelapa Gading Square (14-23 November 2008) serta dilanjutkan di Blitzmegaplex, Paris Van Java, Bandung (28-30 November 2008).
Aksi semangat kreativitas muda itu juga menyinggahi lima kampus yang menjadi pusat penyelenggaraan “LA Lights Up Your Soul”, didahului oleh Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jakarta, Pondok Labu pada akhir Oktober lalu; Universitas Kristen Maranatha, Bandung (5/11); Universitas Hang Tuah, Surabaya (11/11), UPN Surabaya (12/11) dan Universitas Surabaya (13/11); Universitas Diponegoro, Semarang (21/11) dan diakhiri di UPN Veteran Yogyakarta (22/11).
Seperti dikatakan oleh Program Manager LA Lights Indie Movie 2008 Rina Damayanti, memang rata-rata termotivasi keinginan mereka menjadi “film maker”. “Mereka ingin punya pengalaman langsung membuat film. Sebagai sutradara, penulis skenario maupun kamerawan,” kata Rina.
Pelaksanaan Indie Movie 2008 dimaksudkan untuk sedikit banyak memberi alat input keterampilan memadai dalam memahami manajemen perfilman, teknologinya, bahasa film, cara pengelolaan komunitas dan gagasan-gagasan dengan biaya terbatas. “Keterbatasan biaya bukan berarti keterbatasan kreativitas,” begitulah makna penyelenggaraan kompetisi film pendek Indie Movie seperti yang terpapar pada beberapa program yang jadi bagian Indie Movie 2008. Termasuk gagasan paling baru berupa kegiatan “Bikin Film Bareng Artis” yang melibatkan sejumlah bintang film layar lebar seperti Olga Lydia, Wulan Guritno, Indra Birowo dan Ringgo Agus Rahman.
Empat film pendek berdurasi sepuluh menit karya kelompok anak muda yang lolos di ajang Indie Movie 2008 ini adalah “Bulan, Luka dan Senja” (mewakili Jakarta), “Anak Porong” (Surabaya), “Seratus Kata” (Bandung) dan “Merah Putih di Rumah Parjo” (Yogyakarta).