Perkembangan Indie

Di Indonesia pionir band indie adalah PURE SATURDAY,pertengahan tahun 90’s yang musiknya banyak ter-
influence dari The Cure alias Britpop.Soundnya sangat easy listening ditambah suara gitar akustik,kalo dengerin ini pasti
bawaanya santai,hati jadi damai dan damai,kayak hari minggu aja gimana.Di Bandung saat ini makin banyak band-band
yang menjamur dan meracuni kuping anak muda bandung pada khususnya,sebut saja The SUPER INSURGENT
GROUP of INTEMPERANCE TALENT a.k.a. The S.I.G.I.T. band yang beraliran garage rockin roll yang musiknya

terdengar seperti led zeppelin dan the datsuns.Bulan Juli lalu berhasil menyatroni Aussie untuk konser di 8 kota dan
sekitar 20 tempat sebagai band pembuka dari Dallas Crane band.Suara Rekti sang vokalis kedengaranya sih kayak
orang luar yang nyanyi padahal dia mah orang bandung asli.The S.I.G.I.T. juga menjual albumnya di Australia dibantu
perusahaan rekaman Crave. MOCCA,band pop juga tapi pop eropa bukan pop melayu yang mendayu dayu seperti yang
saat ini berkembang di negeri kita tercinta ini.Mocca vokalisnya cewek,lagunya nyantai juga kayak pure Saturday
ditambah bunyi teropet dan flute,ada juga Burgerkill yang bernuansa gelap metal,Polyester Embassy yang beraliran
Instrumental Pop,The Changcuters band komedi rock n roll,dsb......... Dari Jakarta band-band indie-nya berpusat dari
mahasiswa IKJ(Institut Kesenian Jakarta) yang terlalu kreatif,ada The Upstairs aliranya disko-disko gitu ditambah style
personilnya yang selalu berbusana cerah dan berwarna-warni dengan kacamata retro berbingkai putih,ditambah dansa
yang membuat band ini jadi trendsetter di kalangan anak muda ibukota.Banyak remaja yang berubah penampilan
terkena virus liar Jimi vokalis The Upstairs,tiap acara musik atau pensi sma yang mengundang The Upstairs pasti penuh
dengan remaja dengan pakaian warna warni,memakai atasan dan bawahan dengan warna kontras,ngejreng,dan
berdansa liar mengikuti Jimi.Meskipun udah gak indie lagi artinya udah masuk major label yaitu Warner Music,The
Upstairs gak mau ngerubah aliran musiknya jadi mainstream kayak band-band lain tapi mereka masih memegang teguh
pendirian indie-nya.Juga White Shoes & The Couples Company yang beraliran retro,dengerin band ini kayak dengerin
kaset papah mamah yang udah jadul,musik dan style-nya mengacu pada tahun 80’s.White Shoes gak hanya
berkibar di Ibukota saja tapi sampai ke Singapore,Thailand dan Malaysia.ada juga Goodnight Electric,trio synthpop yang
bergaya seperti robot,aliran musiknya electronic dengan bunyi-bunyian seperti video games yang membuat kepala kita
berputar-putar kalau mendengarnya,mereka juga sering berkeliling Asia Tenggara untuk menunjukan aksinya.album nya
terbukti laku dijual diluar negeri mungkin karena faktor GE pake bahasa Inggris yang memudahkan albumnya laku.
nggak heran kalau GE juga dijadikan perusahaan rekaman asal JEPANG yaitu JBL untuk menjual albumnya disana.GE
juga di sponsori apparel terkenal yaitu adidas untuk menjadi icon produknya.Banyaknya band Indie yang ada di
Indonesia dan ada juga yang sudah go international tidak membuat band ini laku menjual albumnya ke seluruh pelosok
Indonesia.Band-band itu hanya diketahui anak-anak kota besar saja dan keterbatasan dana dalam distribusi ke kota-
kota juga jadi alasan.Band-band ini memang sangat sulit mengadakan konser di Indonesia,gak ada sponsor yang mau
membantu mereka karena band-band itu beda dan belum banyak yang tahu,dan sponsor tidak mau rugi.Tapi beberapa
minggu lalu waktu gwa pulang ke Jakarta,gwa dengerin siaran radio lokal disana,NOKIA membentuk wadah bernama
Independent Artist Club (IAC) sebagai dukunganya terhadap perkembangan band indie di sini.Akhirnya... mungkin ini
sebagai secercah cahaya terang bagi masa depan makhluk-makhluk indie untuk berkembang dan mewujudkan cita-
citanya. Media televisi di Indonesia juga masih dimotori band-band yang beraliran itu-itu saja,mengambil tema
cinta dan cinta.Jadi bosen!hanya majalah dan media myspace dan youtube dari internet sebagai tempat berpromosi atau
televisi lokal di Bandung dan Jakarta yang seminggu sekali menayangkan aksi mereka.Kalau soal musikalitas menurut
gwa sesuai juga sama orang indonesia,cocok koq,tapi band-band itu banyak memakai bahasa inggris dalam liriknya dan
aliran juga masih asing,jadi mungkin masyarakat masih perlu beradaptasi.Tapi,jika ada perusahaan yang mau melawan
arus dan mau menjual kaset dan CD band indie sampai ke pelosok kota bukan mustahil band-band itu mampu
mengalahkan band-band yang ada di tv-tv saat ini.Selain manggung,band-band indie banyak yang menjual merchandise
berupa kaos yang banyak dipakai anak muda untuk menambah uang,memang pakai kaos dengan logo atau tulisan band
indie lebih KEREN daripada pakai kaos ungu atau kangen band!

Template by : Avagtur www.avagtur.co.cc
Bottom